Dari sisi gameplay, "Three Kingdoms Gazing at the Divine Land" menggunakan mode operasi catur taktis klasik, menekankan atribut unit, posisi formasi, serta eksekusi strategi. Pemain perlu memerintahkan jenderal-jenderal berbeda untuk bertempur pada peta kotak, setiap langkah dan serangan mungkin mempengaruhi kemenangan atau kekalahan seluruh pertempuran. Jenderal dalam game dibagi menjadi beberapa aliran, ada hubungan saling mengalah antara unit-unit berbeda, membutuhkan pemain untuk menilai situasi dengan tepat, menata formasi sesuai kondisi. Selain itu, game juga menggabungkan sistem strategi tempur, mirip elemen strategi dalam Romance of the Three Kingdoms, pemain dapat menggunakan strategi khusus seperti penyerangan api, air, dll., untuk mempengaruhi jalannya pertempuran, menambah variasi dan kesenangan strategis dalam pertempuran. Kedalaman strategi ini mungkin tampak sedikit rumit bagi pemain yang terbiasa dengan game mobile berirama cepat, tetapi inilah sensasi permainan taktis lambat yang membuat banyak penggemar catur tertarik.

Dalam hal pengalaman cerita, "Three Kingdoms Gazing at the Divine Land" tidak sekadar menyalin garis besar sejarah, melainkan melakukan modifikasi artistik yang wajar atas dasar menghormati fakta sejarah. Cerita utama game berpusat pada perubahan dramatis pada akhir Dinasti Han Timur, pemain akan berperan sebagai salah satu penguasa, mempengaruhi perkembangan masa depan melalui pilihan plot kunci. Cerita tersebut mencakup ulang kampanye klasik seperti "Pemberontakan Dong Zhuo" dan "Pertempuran Guandu", sekaligus menambahkan beberapa bagian fiktif untuk meningkatkan keterlibatan dan daya tarik cerita. Dialog dan perilaku karakter lebih dekat dengan kepribadian tokoh dalam catatan sejarah dan novel, memungkinkan pemain untuk terus maju dalam konteks sejarah yang familiar namun segar. Untuk mereka yang mencintai sejarah Three Kingdoms dan menikmati cerita imersif, ini tentunya menjadi daya tarik besar.

Kesimpulannya, "Three Kingdoms Gazing at the Divine Land" sebagai game mobile bertema Three Kingdoms yang otentik, dengan cara menggabungkan seni Cina khas, mekanisme catur, dan plot sejarah, memberikan aliran segar bagi pasar game mobile saat ini. Jika Anda sedang mencari game Three Kingdoms yang berbeda, berharap merasakan persaingan antara strategi dan formasi di telapak tangan, sambil menikmati dunia Three Kingdoms dalam gaya lukisan tinta, maka game ini pasti layak dicoba. Namun, jika Anda lebih suka operasi fragmentasi dan gameplay respons instan, mungkin perlu lebih sabar untuk beradaptasi dengan ritme yang lebih berat pada kedalaman strategi. Dalam permainan cepat dan lambat, "Three Kingdoms Gazing at the Divine Land" memberikan interpretasi lain tentang "menyenangkan".