Hari ini, kami membawa panduan untuk Four-Eyed God. Dalam dunia misterius Four-Eyed God, waktu seolah-olah berhenti di sudut yang tidak diketahui siapa pun. Mai, yang seharusnya menjadi gadis biasa, terlibat dalam kabut misteri desa Yotsu karena kunjungan ayahnya. Pintu kuil perlahan menutup, dan dunia di belakangnya menghilang tanpa bekas, yang tersisa hanyalah ladang bunga asphodel yang membara, serta dua anak dengan topeng aneh. Suara mereka sedikit gemetar, memohon bantuan — ibu mereka sedang menderita. Dan Mai, tanpa disadari, sedang melangkah menuju roda takdir yang tak dapat diubah.

Proses pemecahan teka-teki dalam Four-Eyed God seperti membuka lapis demi lapis kabut, penuh dengan ritual dan membuat bulu kuduk merinding. Setiap sudut kuil menyimpan petunjuk, ema yang memudar menceritakan harapan yang dilupakan, dan talisman kertas usang mencatat tabu yang sulit diucapkan. Pemain harus mengamati dengan cermat, membaca kitab-kitab kuno, dan memecahkan mantra-mantra yang sulit dipahami, untuk bisa maju di wilayah yang membingungkan ini.

Mekanisme inti permainan berpusat pada “pertukaran”. Mendapatkan dan menukar barang bukan hanya berkaitan dengan kemajuan pemecahan teka-teki, tetapi juga hasil akhir. Beberapa pilihan yang tampak sepele sering kali mempengaruhi arah cerita. Pandangan pemuda misterius yang berpikir, ekspresi anak-anak di balik topeng, semuanya mengisyaratkan bahwa dunia ini tidak sesederhana yang terlihat. Pemain harus membuat keputusan dalam waktu yang terbatas, untuk secara bertahap menyusun kebenaran yang tersembunyi di balik Four-Eyed God.

Ketika malam tiba, bayangan kuil perlahan-lahan menelan cahaya, suara bisikan dari jauh seolah-olah berasal dari masa lalu yang jauh. Entitas-entitas yang disebut “anak-anak sisa”, apakah mereka akan diselamatkan atau ditinggalkan? Apakah foto-foto lama yang diambil Mai selama perjalanan bisa disusun menjadi sebuah cerita lengkap? Desain ending ganda dalam permainan ini memungkinkan pemain merasakan dampak emosional yang sangat berbeda berdasarkan pilihan yang berbeda.

Four-Eyed God bukan hanya permainan teka-teki, tetapi juga pencarian tentang ingatan dan identitas. Dengan suasana mitologi Jepang, ia menenun lukisan yang indah namun menyedihkan. Ketika teka-teki terakhir terpecahkan, apakah Mai benar-benar bisa meninggalkan tempat ini, atau, di suatu sudut yang tidak disadari, dia akan menjadi bagian dari legenda?